Laman

Senin, 05 Agustus 2013

Karakteristik dan Klasifikasi tumbuhan paku (Pteridophyta)



DIVISI PTERIDOPHYTA
(Tumbuhan Paku)
1.      Karakteristik tumbuhan paku
·           Semua anggotanya sudah jelas memiliki kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokoknya yaitu akar, batang dan daun.
·           Tumbuhan paku belum menghasilkan biji.
·           Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utam adalah spora.
·           Tumbuhan paku dapat hidup secara terestrial (paku tanah), ada paku epifit, dan ada paku air.
·           Tumbuhan paku menyu yang melekat pada substratnyakai tempat-tempat yang teduh dengan derajat kelembapan yang tinggi
 
·           Tumbuhan paku mengalami pergiliran keturunan dimana gametofitnya dinamakan protalium dan protalium ini hanya berumur beberapa minggu saja yang besarnya paling banyak hanya beberapa cm sajadan bentuknya menyerupai talus
·           Umumnya protalium berbentuk jantung dan berwarna hijau  yang melekat pada substratnya dengan rizoid-rizoid.
·           Pada protalium terdapat anteridium da arkegonium dimana pembuahan hana akan berlangsung jika ada air.
·           Hasil pembelahan yaitu zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan yang diploid yaitu sporofit.
·           Protalium jika tidak terjadi pembuahan maka akan dapat bertahan lama.
·           Sporofit itulah pada pteridophyta menjadi tumbuhan paku yang tubuhnya telah dapat dapat dibedakan dalam akar, batang, dan daun.
·           Pada pteridophyta kutub akar tidak terus berkembanag membentuk akar, akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh kesamping dari batang. Jadi embrio pteridophyta tidak bipolar seperti spermatophyta, tetapi unipolar karen hanya satu kutub saja yang berkembang. Peristiwa pembentukan akar-akar dari batang yang semua  tumbuh kesamping itu dinamakan homorizi.
·           Ketiga bagian utama tubuh pteridophyta itu mempunyai titik tumbuh yang hanya terdiri atas satu sel inisial yang terletak di ujung.
·           Batang-batang pteridophyta bercabang-cabang menggarpu (dikotom).
·           Akar mempunyai kaiptra
·           Sudah mempunyai jaringan pengangkut yang tersusuan atas bagian xilem dan floem serta sebagai jalang pengangkut air sudah mempunyai trakea (kecuali pada pteridium).
·           Berkas pengangkut umumnya tersusun amfikibral (xilem dikelilingi oleh floem) dan dalam btang biasanya lebih dari satu berkas pengangkut.
·           Daun-daun paku yang fertil (sporofil) itu mempunyai bentuk yang berlainan dengan daun-daun yang steril (tropofil) yang hanya digunakan untuk asimilasi.
·            
2.      Berdasarkan jenis spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga, yaitu :
  1. Paku Homospora
Paku Homospora yaitu jenis tumbuhan paku yang menghasilkan satu jenis spora yang sama besar. Contohnya adalah paku kawat (Lycopodium
 

  1. Paku Heterospora
Paku heterospora merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yang berbeda ukuran. Spora yang besar disebut makrospora (gamet betina) sedangkan spora yang kecil disebut mikrospora (gamet jantan). Contohnya adalah paku rane (Selaginella) dan Semanggi (Marsilea). 









  1.  Paku Peralihan
Paku peralihan merupakan jenis tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, serta diketahui gamet jantan dan betinanya. Contoh tumbuhan paku peralihan adalah paku ekor kuda (Equisetum) .
   
3. Klasifikasi tumbuhan paku (Pteridophyta)
  1. Paku Purba (Psilopsida)
Tumbuhan paku purba yang masih hidup saat ini diperkirakan hanya tinggal 10 spesies sampai 13 spesies dari dua genus. Paku purba hidup di daerah tropis dan subtropis. Sporofit paku purba ada yang tidak memiliki akar sejati dan tidak memiliki daun sejati. Paku purba yang memilki daun pada umumnya berukuran kecil (mikrofil) dan berbentuk sisik. Batang paku purba bercabang dikotomi dengan tinggi mencapai 30 cm hingga 1 m.
   
Paku purba juga tidak memiliki pembuluh pengangkut. Batang paku purba mengandung klorofil sehingga dapat melakukan fotosintesis. Cabang batang mengandung mikrofil dan sekumpulan sporangium yang terdapat di sepanjang cabang batang. Sporofil paku purba menghasilkan satu jenis spora (homospora). Gametofitnya tidak memiliki klorofil dan mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit paku purba bersimbiosis dengan jamur untuk memperoleh nutrisi. Contoh tumbuhan paku purba yaitu paku purba tidak berdaun (Rhynia) dan paku purba berdaun kecil (Psilotum). 
 

  1. Paku Kawat (Lycopsida)
Paku kawat mencakup 1.000 spesies tumbuhan paku, terutama dari genus Lycopodium dan Selaginella. Paku kawat banyak tumbuh di hutan-hutan daerah tropis dan subtropis. Paku kawat menempel di pohon atau hidup bebas di tanah. Anggota paku kawat memiliki akar, batang, dan daun sejati. Daun tumbuhan paku kawat berukuran kecil dan tersusun rapat. Sporangium terdapat pada sporofil yang tersusun membentuk strobilus pada ujung batang. Strobilus berbentuk kerucut seperti konus pada pinus. Oleh karena itu paku kawat disebut juga pinus tanah. Pada paku rane (Selaginella) sporangium terdiri dari dua jenis, yaitu mikrosporangium dan megasporangium. Mikrosporangium terdapat pada mikrosporofil (daun yang mengandung mikrosporangium). Mikrosporangium menghasilkan mikrospora yang akan tumbuh menjadi gametofit jantan. Megasporangium terdapat pada megasporofil (daun yang mengandung megasporangium). Megasporangium menghasilkan megaspora yang akan tumbuh menjadi gametofit betina.
Gametofit paku kawat berukuran kecil dan tidak berklorofil. Gametofit memperoleh makanan dari jamur yang bersimbiosis dengannnya. Gemetofit paku kawat ada yang uniseksual, yaitu mengandung anteridium saja atau arkegonium saja. Gametofit paku kawat juga ada yang biseksual, yaitu mengandung anteridium dan arkegonium. Gametofit uniseksual terdapat pada Selaginella. Selaginella merupakan tumbuhan paku heterospora sedangkan gametofit biseksual terdapat pada Lycopodium

 


 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar