SUPERVISI PENDIDIKAN
1.
Pengertian Supervisi
Secara terminologi supervisi berasal dari dua kata bahasa
Inggris, yaitu super dan vision. Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan dan pengawasan, dan penilikan, dalam arti kegiatan
yang dilakukan oleh atasan-orang yang berposisi diatas, pimpinan terhadap
hal-hal yang ada dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan
tetapi sifatnya lebih umum, manusiawi. Kegiatan supervise bukan mencari-cari
kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinnaan, agar kondisi
pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan
semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki.
Secara terminologi
supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa bimbingan atau tuntunan ke arah perbaikan situasi pendidikan
pada umumnya dan peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya.
Good Carter memberi pengertian supervisi adalah usaha dari
petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas lainnya, dalam
memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan
dan perkembangan guru-guru dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan
pengajaran, dan metode mengajar dan evaluasi pengajaran.
Boardman et. Menyebutkan Supervisi adalah salah satu usaha
menstimulir, mengkoordinir dan membimbing secara kontinyu pertumbuhan guru-guru
di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti
dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian
mereka dapat menstmulir dan membimbing pertumbuan tiap-tiap murid secara
kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartsipasi dlm masyarakat demokrasi
modern.
Menurut Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan secara efektif.
Dari
uraian definisi supervisi diatas, maka dapat dipahami para pakar menguraikan
defenisi supervisi dari tinjauan yg
berbeda-beda.
·
God Carter melihatnya sebagai usaha memimpin guru-guru dalam jabatan
mengajar.
·
Boardman. Melihat supervisi sebagai lebih sanggup berpartisipasi dlm
masyarakat modern..
·
Purwanto (1987) memandangkan sebagai
pembinaan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan
pekerjaan secara efektif.
Kegiatan supervisi dahulu banyak dilakukan adalah
Inspeksi, pemeriksaan, pengawasan atau penilikan. Supervisi masih serumpun
dengan inspeksi, pemeriksaan, pengawasan, dan penilikan. Dalam arti kegiatan
yang dilakukan oleh atasan –orang yang berposisi diatas, pimpinan terhadap
hal-hal yang ada dibawahnya.
Inspeksi : inspectie (belanda) yang
artinya memeriksa dalam arti melihat
untuk mencari kesalahan. Orang yang menginsipeksi disebut
inspektur. Inspektur dalam hal ini mengadakan :
1.Controlling : memeriksa apakah semuanya
dijalankan sebagaimana mestinya
2.
Correcting : memeriksa
apakah semuanya sesuai dengan apa yang telah ditetapkan/digariskan
3. Judging : mengandili dalam arti
memberikan penilaian atau keputusan sepihak
4. Directing : pengarahan, menentukan
ketetapan/garis
5. Demonstration : memperlihatkan bagaimana mengajar yang
baik
Pemeriksaan artinya melihat
apa yang terjadi dalam kegiatan sedangkan Pengawasan adalah Melihat apa yang
positif dan negatif. Supervisi dilakukan untuk melihat bagian mana dari
kegiatan sekolah yang masih negatif untuk diupayakan menjadi positif, dan
melihat mana yang sudah positif untuk ditingkatkan menjadi lebih positif lagi
dan yang terpenting adalah pembinaannya.
Orang yang
melakukan supervisi disebut supervisor. Dibidang pendidikan disebut supervisor
pendidikan. Menurut keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor
0134/0/1977, temasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala
sekolah, penilik sekolah, dan para pengawas ditingkat kabupaten/kotamadya,
serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.
Mulyasa (2006) supervisi
sesungguhnya dapat dilaksanakan oleh kepala sekolah yang berperan sebagai
supervisor, tetapi dalam sistem organisasi modern diperlukan supervisor khusus
yang lebih independent, dan dapat
meningkatkan objektivitas dalam pembinaan dan pelaksanaan tugas.
Jika supervisi dilaksanakan
oleh kepala sekolah, maka kepala sekolah harus mampu melakukan berbagai
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan pendidikan di
sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan pengendalian
juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga kependidikan
tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya.
2.
Tujuan
dan sasaran Supervisi
Tujuan utama supervisi adalah memperbaiki pengajaran.
Sementara tujuan umum supervisi adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan
kepada guru dan staf agar personil
tersebut mampu meningkatkan kwalitas kinerjanya, dalam melaksanakan
tugas dan melaksanakan proses belajar mengajar .
Secara operasional dapat dikemukakan beberapa tujuan
konkrit dari supervisi pendidikan yaitu:
A.
Meningkatkan mutu kinerja guru
1. Membantu guru
dalam memahami tujuan pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuan
tersebut
2. Membantu guru
dalam melihat secara lebih jelas dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya.
3. Membentuk moral
kelompok yang kuat dan mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif,
bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling menghargai satu dengan
lainnya.
4. Meningkatkan kualitas pembelajaran yang pada
akhirnya meningkatkan prestasi belajar siswa.
5. Meningkatkan kualitas pengajaran guru baik itu
dari segi strategi, keahlian dan alat pengajaran.
6. Menyediakan sebuah sistim yang berupa penggunaan
teknologi yang dapat membantu guru dalam pengajaran.
7. Sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan
bagi kepala sekolah untuk reposisi guru.
B. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga
berdaya guna dan terlaksana dengan baik
C. Meningkatkan keefektifan dan keefesiensian sarana
dan prasarana yang ada untuk dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sehingga
mampu mengoptimalkan keberhasilan siswa
D. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah
khususnya dalam mendukung terciptanya suasana kerja yang optimal yang
selanjutnya siswa dapat mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan.
E. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah
sehingga tercipta situasi yang tenang dan tentram serta kondusif yang akan
meningkatkan kualitas pembelajaran yang menunjukkan keberhasilan lulusan.
Adapun sasaran utama dari
pelaksanaan kegiatan supervisi tersebut adalah
peningkatan kemampuan profesional guru (Depdiknas, 1986; 1994 &
1995).
Sasaran Supervisi ditinjau
dari objek yang disupervisi, ada 3 macam bentuk supervisi:
a. Supervisi Akademik
a. Supervisi Akademik
Menitik beratkan pengamatan
supervisor pada masalah-masalah akademik, yaitu hal-hal yang berlangsung berada
dalam lingkungan kegiatan pembelajaran pada waktu siswa sedang dalam proses
mempelajari sesuatu.
b. Supervisi Administrasi
Menitik beratkan pengamatan
supervisor pada aspek-aspek administrasi yang berfungsi sebagai pendukung dan
pelancar terlaksananya pembelajaran.
c. Supervisi Lembaga
Menyebarkan objek pengamatan supervisor pada aspek-aspek
yang berada di sekolah. Supervisi
ini dimaksudkan untuk meningkatkan nama baik sekolah atau kinerja sekolah
secara keseluruhan. Misalnya:
Ruang UKS (Unit Kesehatan Sekolah), Perpustakaan dan lain-lain.
3. Prinsip-prinsip Supervisi Secara Sederhana
Secara sederhana
prinsip-prinsip Supervisi adalah sebagai berikut :
1.
Supervisi hendaknya memberikan rasa aman kepada pihak yang disupervisi.
2.
Supervisi hendaknya bersifat Kontrukstif dan Kreatif.
3.
Supervisi hendaknya realistis didasarkan pada keadaan dan kenyataan sebenarnya.
4. Kegiatan
supervisi hendaknya terlaksana dengan sederhana.
5. Dalam
pelaksanaan supervisi hendaknya terjalin hubungan profesional, bukan didasarkan
atas hubungan pribadi.
6. Supervisi
hendaknya didasarkan pada kemampuan, kesanggupan, kondisi dan sikap pihak yang
disupervisi.
7.
Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak
tergantung pada kepala sekolah
4. Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
- Supervisi bersifat memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada guru dan staf sekolah lain untuk mengatasi masalah dan mengatasi kesulitan dan bukan mencari-cari kesalahan.
- Pemberian bantuan dan bimbingan dilakukan secara langsung, artinya bahwa pihak yang mendapat bantuan dan bimbingan tersebut tanpa dipaksa atau dibukakan hatinya dapat merasa sendiri serta sepadan dengan kemampuan untuk dapat mengatasi sendiri.
- Apabila supervisor merencanakan akan memberikan saran atau umpan balik, sebaiknya disampaikan sesegera mungkin agar tidak lupa. Sebaiknya supervisor memberikan kesempatan kepada pihak yang disupervisi untuk mengajukan pertanyaan atau tanggapan.
- Kegiatan supervisi sebaiknya dilakukan secara berkala misalnya 3 bulan sekali, bukan menurut minat dan kesempatan yang dimiliki oleh supervisor.
- Suasana yang terjadi selama supervisi berlangsung hendaknya mencerminkan adanya hubungan yang baik antara supervisor dan yang disupervisi tercipta suasana kemitraan yang akrab. Hal ini bertujuan agar pihak yang disupervisi tidak akan segan-segan mengemukakan pendapat tentang kesulitan yang dihadapi atau kekurangan yang dimiliki.
- Untuk menjaga agar apa yang dilakukan dan yang ditemukan tidak hilang atau terlupakan, sebaiknya supervisor membuat catatan singkat, berisi hal-hal penting yang diperlukan untuk membuat laporan.
- Fungsi Supervisi
1.
Fungsi
Meningkatkan Mutu PembelajaranRuang lingkupnya sempit, hanya tertuju pada aspek
akademik, khususnya yang terjadi di ruang kelas ketika guru sedang memberikan
bantuan dan arahan kepada siswa.
2.
Fungsi
memicu unsur yang terkait dengan pembelajaran lebih dikenal dengan nama
Supervisi Administrasi.
3.
Fungsi membina dan memimpin.
- Tipe-tipe Supervisi
1.
Tipe
Inspeksi
Tipe seperti ini biasanya terjadi dalam administrasi
dan model kepemimpinan yang demokratis, mengutamakan pada upaya mencari
kesalahan orang lain, bertindak sebagai “Inspektur” yang bertugas mengawasi
pekerjaan guru. Supervisi ini dijalankan terutama untuk mengawasi, meneliti dan
mencermati apakah guru dan petugas di sekolah sudah melaksanakan seluruh tugas
yang diperintahkan serta ditentukan oleh atasannya.
2. Tipe Laisses Faire
Tipe ini kebalikan dari tipe sebelumnya. Kalau dalam supervisi inspeksi bawahan diawasi secara
ketat dan harus menurut perintah atasan, pada supervisi Laisses Faire para
pegawai dibiarkan saja bekerja sekehendaknya tanpa diberi petunjuk yang benar.
Misalnya: guru boleh mengajar sebagaimana yang mereka inginkan baik
pengembangan materi, pemilihan metode ataupun alat pelajaran.
3. Tipe Coersive
Tipe ini tidak jauh berbeda dengan tipe inspeksi. Sifatnya memaksakan kehendaknya. Apa yang
diperkirakannya sebagai sesuatu yang baik, meskipun tidak cocok dengan kondisi
atau kemampuan pihak yang disupervisi tetap saja dipaksakan berlakunya. Guru sama sekali tidak diberi kesempatan untuk bertanya
mengapa harus demikian. Supervisi ini mungkin masih bisa diterapkan secara
tepat untuk hal-hal yang bersifat awal. Contoh supervisi yang dilakukan kepada guru yang baru mulai mengajar. Dalam
keadaan demikian, apabila supervisor tidak bertindak tegas, yang disupervisi
mungkin menjadi ragu-ragu dan bahkan kehilangan arah yang pasti.
- Tipe Training dan Guidance
Tipe ini diartikan sebagai memberikan latihan dan
bimbingan. Hal yang positif dari supervisi ini yaitu guru dan staf tata usaha
selalu mendapatkan latihan dan bimbingan dari kepala sekolah. Sedangkan dari
sisi negatifnya kurang adanya kepercayaan pada guru dan karyawan bahwa mereka
mampu mengembangkan diri tanpa selalu diawasi, dilatih dan dibimbing oleh
atasannya.
- Tipe Demokratis
Selain kepemimpinan yang bersifat demokratis, tipe ini
juga memerlukan kondisi dan situasi yang khusus. Tanggung jawab bukan hanya
seorang pemimpin saja yang memegangnya, tetapi didistribusikan atau
didelegasikan kepada para anggota atau warga sekolah sesuai dengan kemampuan
dan keahlian masing-masing.
- Jenis teknik Supevisi
Wyn dalam Sahertian dan Mataheru (1986) menyebutkan
teknik supervisi terdiri dari:
·
Individual deviation (bersifat individual). Teknik supervisi yang bersifat
individual antara lain; kunjungan kelas, obserTvasi kelas, percakapan pribadi,
saling mengunjungi kelas, dan menilai diri sendiri
·
Group devices (bersifat kelompok). Teknik yang bersifat
kelompok diantara adalah; panel of forum discussion,curriculum laboratry, directed reading,
demonstration teaching, professional libraries, supervisory bulletin, teacher meeting,
professional oraganization, workshop of group work.
A.Teknik
perseorangan .
1. Mengadakan kunjungan kelas (Classroom visitation) yang dimaksud adalah
kunjungan yang dilakukan untuk melihat guru yang sedang mengajar atau ketika
kelas sedang kosong.
2. Mengadakan observasi kelas (Classroom
Observation) Kunjungan ke sebuah kelas untuk mencermati situasi atau peristiwa
yang sedang berlangsung di dalam kelas.
3. Mengadakan wawancara yang dilakukan apabila
supervisor menghendaki jawaban dari individu tertentu.
B. Teknik kelompok
1.
Mengadakan pertemuan atau rapat (meeting ) Dalam kegiatan ini Supervisor dapat
memberikan pengarahan ( directing ), pengkoordinasian ( coordinating ) dan
mengkomunikasikan ( comunicating ) segala informasi kepada guru atau staf .
2. Mengadakan diskusi
kelompok ( group discusion ).
3.
Mengadakan penataran (in service training) .
4.
Seminar .
8.
Mekanisme Pelaksanaan Supervisi
1.Tahap penysunan program supervisi.
2. Tahap persiapan,
yang perlu dipersiapkan ;
a) Format/instrumen
supervisi.
b)
Materi pembinaan/supervisi.
c)
Buku catatan .
d)
Data supervisi/pembinaan sebelumnya.
3.
Tahap pelaksanaan diarahkan pada sasaran yang
telah ditetapkan .
4.
Tahap tindak lanjut merupakan pembinaan dan perbaikan dari hasil temuan pada saat supervisi.
9. Melaksanakan Supervisi Pembelajaran
A. Observasi
kelas
Observasi kelas
merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran Karen
dapat melihat kegiatan guru, murid dan masalah yang timbul.
1. Perancanaan
Kepala sekolah
merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau tahunan. Program
tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah guru yang perlu di observasi. Ada
tiga macam observasi yaitu dengan pemberitahuan, tanpa pemberitahuan, dan atas
undangan.
2. Mekanisme Observasi
a. Persiapan
yang diperhatikan :
·
Guru diberi tahu kepala sekolah bahwa
kepala sekolah akan mengadakan observasi.
·
Kesepakatan kepala sekolah dan guru
tolak ukur tentang apa yang dioservasi
b. Sikap
observasi didalam kelas
- memberikan
salam kepada guru yang mengajar
- mencari
tempat duduk yang tidak mencolok
- tidak boleh
menegur kesalahan guru di dalam kelas
- mencatat
setiap kegiatan
- bila ada,
memakai alat elektronika : tape recorder, kemera
- mempersiapkan isian berupa check
list
c. Membicarakan hasil observasi
Hasil yang dicatat dibicarakan dengan
guru, dan beberapa hal yang perlu dikemukankan :
- Kepala sekolah mempersiapkan (bisa
bertanya pada nara sumber atau perpustakaan).
- Waktu percakapan
- Tempat percakapan
- Sikap ramah simpatik tidak
memborong percakapan
- Percakapan hendaknya tidak keluar
dari data observasi
- Guru diberi kesempatan dialog dan
mengeluarkan pendapat
- Kelamahan guru hendaknya menjadi
motivasi guru dalam memperbaiki kelemahan.
- Saran untuk perbaikan diberikan
yang mudah dan praktis
- Kesepakatan perbaikan disepakati
bersama dengan menyenangkan.
d. Laporan percakapan
- Hasil pembicaraan didokumenkan
menurut masing-masing guru yang telah diobservasi.
- Isi dokumen dimulai dari tanggal,
tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan masalah dan saran-saran.
B. Saling mengunjungi
Dalam kegiatan belajar mengajar
sudah ada wadah dari kegiatan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
kemampuan pembelajaran guru-guru antara lain :
1. Untuk tingkat SMP dan SMA adalah
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP).
2. Untuk tingkat Sekolah Dasar
adalah Pusat kegiatan guru (PKG).
C. Domonstrasi mengajar
Dalam kegiatan pembelajaran sangat
sukar menentukan mana yang benar dalam praktek mengajar karena mengajar menurut
Siswoyo (1997) sebagai seni dan filusuf. Menurut pendapat diatas mengajar dalam
pekerjaan disekolah bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam
demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu mencarikan
ahli yang dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran yang baik
D. Supervisi
klinis
Supervisi
klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Perbedaannya dengan supervisi
yang lain adalah prosedur pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab
atau kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung
diusahkan perbaikan kekurangan dan kelemahan tersebut.
Pelaksanaan
supervisi klinis menurut la sulo (1987), mengemukakan ciri-ciri supervisi
sebagai berikut :
1. Bimbingan
supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau instruksi.
2. Kesepakatan
antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis keterampilan yang
paling pointing (diskusi guru dengan supervisor).
3. Instrument
dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengan supervisor.
4. Guru
melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan diperbaiki.
5. Pelaksanaannya
seperti dalam teknik observasi kelas.
6. Balikan
diberikan dengan segera dan bersifat obyektif.
7. Guru
hendaknya dapat menganalisa penampilannya.
8. Supervisor
lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan.
9. Supervisor
dan guru dalam keadaam suasanan intim dan terbuka
10. Supervisor
dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan keterampilan
pembelajara
E. Kajian
tindak
Fokos utama
kajian tindak adalah mendorong para praktisi untuk meneliti dan terlibat dalam
praktik penelitiannya sendiri. Hasil penelitiannya dipakai sendiri oleh
peneliti dan orang lain yang membutuhkan.
Menurut kemmi
(1995), kajian tindak dirumuskan dalam empat tahap yaitu :
·
Tahap perencanaan
·
Tahap aksi atau pelaksanaan tindakan
·
Tahap pengamatan
·
Tahap
evaluasi danrefleksi/umpan balik
Laporan hasil
penelitian kaji tindak terdiri dari :
- Gagasan umum
- Perumusan masalah
- Perencanaan penelitian kaji tindak
- Pelaksanaan penelitian kaji tindak
- Monitoring
- Evaluasi dan refleksi
- Saran dan rekomendasi
10. PERANGKAT SUPERVISI
Salah satu perangkat yang digunakan
dalam melaksankan supervisi ialah instrument observasi pembelajaran/check list
terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian diharapkan
indicator yang diamati untuk setiap unsur yang diamati, antara lain:
- Persiapan dan aperisepsi
- Relevansi materi dengan tujuan instruksional
- Penguasaan materi
- Strategi
- Metode
- Manajemen kelas
- Pemberian metivasi kepada siswa
- Nada dan suara
- Penggunaan bahasa
- Gaya dan sikap perilaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar