Laman

Sabtu, 25 Januari 2014

Penguapan Air Melalui Proses Transpirasi



I.     Judul          : Penguapan Air Melalui Proses Transpirasi
II.  Tujuan       : Untuk mengetahui proses dan kecepatan penguapan air tumbuhan melalui proses transpirasi serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

III.             Dasar teori

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang tersebut uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari dinding sel basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas, pada gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian dari sistem (Loveless, 1991: 97).

            A. Faktor luar yang mempengaruhi transpirasi adalah :
1.      Sinar matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi .

2.      Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas 
3.      Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun.
Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara .
4.      Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh, maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi 
5.      Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak 
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat (Tjitrosomo, 1990:203).
B. Faktor dalam yang mempengaruhi transpirasi adalah:
1.            Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
2.            Jumlah dan ukuran stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3.            Jumlah daun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4.            Penggulungan atau pelipatan daun
Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
5.            Kedalaman dan proliferasi akar
            Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen (Lakitan, 1993:87).
            Seperti halnya pada semua organisme, tumbuhan memiliki atau mengembangkan alat khusus untuk melakukan pertukaran zat. Alat ini dapat berupa unit organela sel tertentu, sel tertentu yang mengalami modifikasi, jaringan tertentu yang terspesialisasi mendukung fungsi pengeluaran zat atau bahkan merupakan organisasi tingkat organ. Daun merupakan organ paling penting untuk pertukaran gas (Suyitn0, 2006).








C. Mekanisme transpirasi
            Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata
(Dwijoseputro, 1980:156).

D. Kegunaan dan kerugian transpirasi
1.      Kegunaan transpirasi
Pada tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan dapat dicegah karena sebagia dari sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan air. Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem,  membuang kelebihan air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, mengatur bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu daun.  pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.
2.      Kerugian transpirasi
Transpirasi dapat membahayakan  tanaman  jika  lengas  tanah  terbatas, penyerapanair  tidak mampu mengimbangi  laju  transpirasi, tanaman  layu, layu permanent, mati, hasil  tanaman menurun. Sering  terjadi di daerah kering, perlu  irigasi (Loveless, 1991: 100).
E. Stomata

Stomata merupakan alat istimewa pada tumbuhan, yang merupakan modifikasi beberapa sel epidermis daun, baik epidermis permukaan atas maupun bawah daun. Struktur stomata sangat bervariasi pada antar tumbuhan, terutama bila dibandingkan untuk antar tumbuhan yang lingkungan hidupnya cukup kontras. Melalui stoma tumbuhan menunjukkan kemampuan adaptifnya terhadap perubahan dan stress dari lingkungannya. Tumbuhan darat banyak mengeluarkan air melalui stomata, terutama pada siang hari yang terik. Melalui alat yang sama, tumbuhan juga melepaskan gasgas seperti CO2 dan O2, terutama pada siang hari, kecuali pada tumbuhan gurun. Sebaliknya, melalui stomata tumbuhan juga menyerap CO2 dan O2.
Stomata selain merupakan alat pelepasan dan penyerapan, juga merupakan alat kontrol atau pengatur pertukaran gas agar terjadi keajegan dinamik cairan dan gas-gas dalam jaringan untuk mempertahankan aktivitas fisiologinya. Mekanisme pengaturannya dilakukan melalui adaptasi fisiologis stomata yang mengendalikan membuka-menutupnya stomata. Melalui cara ini konduktivitas stomata bersifat dinamik – adaptif (Suyitno, 2009).
 







Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam transpirasi (Prihandarini, 2010).



 











Di sisi lain, transpirasi dapat dipandang sebagai salah satu mekanisme pelepasan kelebihan panas tubuh tumbuhan, serta mendorong aliran air tanah masuk ke jaringan untuk mendapatkan berbagai nutrisi yang dibutuhkan. Transpirasi juga merupakan mekanisme kontrol keseimbangan daan stabilitas cairan tubuh. Stabilitas cairan tubuh terjaga apabila volum penyerapan air sebanding dengan volum kebutuhan air untuk mempertahankan turgiditas jaringan (tekanan hidrostatik) dan air untuk mendukung metabolisme serta stabilisasi suhu jaringannya. Bila transpirasi berlebihan yang tidak seimbang dengan aliran air yang masuk, maka jaringan akankehilangan turgiditasnya. Tumbuhanmenjadi layu atau bahkan mengering dan mati (Prihandarini, 2010).







IV.             Metode penelitian
4.1  Alat dan Bahan
-Alat
1. Gunting tanaman
2. Ember
3. Gelas ukur 10 ml
4. Timbangan analitik
5. Gelas objek
6. Gelas penutup
7. Rak tabung
8. Mikroskop

-Bahan
1. Batang atau ranting Bauhinia sp.
2. Tumbuhan pacar air Impatient balsamina
3. Minyak kelapa
4. Kuteks bening
5. Kertas kuarto
6. Kertas milimeter blok

4.2  Langkah kerja

Memotong batanga tau ranting tumbuhan Bauhinia sp. Dan Imatient balsamina dibawah permukaan air
Memasukkan segera potongan ranting tumbuhan tersebut kedalam 2 gelas ukur dan satu gelas ukur dibiarkan tanpa tumbuhan sebagai kontrol.
Pada ketiga tabung reaksu kemudian ditetesi dengan minyak kelapa sampai seluruh permukaan tertutup, mekasudnya agar air tidak menguap.
Meletakkan satu tabung reaksi di lapangan terbuka dengan terik matahari serta yang lain di ruang teduh
Mencatat waktu saat memasukkan daun ke dalam  tabung reaksi
Mengisi 3 tabung reaksi dengan air sebanyak 7 ml
 



























Mengoleskan kuteks bening pada sisi atas dan bawah daun dan menunggu sampai kuteks mengering
Mencatat jumlah air yang di uapkan setiap periode tersebut dan menghitung nilai rata-ratanya.
Mengamati dengan menggunakan mikroskop pada perbesaran 10x40  dan menghitung jumlah stomata / mm2
Mengkonversikan jumlah stomata per satuan mm2 luas daun.
Menghitung luas bidang pandang
Menarik kuteks dengan bantuan pinset yang telah mengering secara hati-hati dan meletakkannnya di atas gelas objek yang diberi air sedikit dan ditutup dengan cover glass
Mengamati perubahan air yang terjadi 0 menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, serta 30 menit.
Mengukur luas daun yang digunakan dengan bantuan kertas milimeter blok.
 




















































Hasil Perhitungan Jumlah Stomata Kelompo 5
-          Daun yang atas
= tepi daun paling kanan-tepi daun paling kiri
=33-30
=3 mm
Diketahui diameter 3 mm maka jari-jari
Jari-jari      =1/2 diameter
                  =1, 5 mm
L    = πr2
=3, 14 (1,5)2
=7, 065 mm2

Jumlah stomata           =Luas daun/luas stomata
                                    =352/7,065
                                    =50 stomata
-          Daun bagian bawah
Luas daun= 352 mm2
=tepi daun paling kanan-tepi daun paling kiri
=30-29
=1 mm
Diketahui diamter =1mm maka,
Jari-jari      =1/2 diameter
                  =1/2.1
                  =0,5 mm
Luas daun =πr2
                  =3,14.(0,5)2
                        =0,785 mm2
Jumlah stomata     = luas daun/ luas stomata
                              =352/0,785
                              =448 stomata




Hasil Perhitungan Jumlah Stomata Kelompo 6
-          Daun yang atas
= tepi daun paling kanan-tepi daun paling kiri
=12-10
=2 mm
Diketahui diameter 2 mm maka jari-jari
Jari-jari      =1/2 diameter
                  =1 mm
L    = πr2
=3, 14 (1)2
=3,14 mm2

Jumlah stomata           =Luas daun/luas stomata
                                    =148/3,14
                                    =47 stomata
-          Daun bagian bawah
=tepi daun paling kanan-tepi daun paling kiri
=31-30
=1 mm
Diketahui diamter =1mm maka,
Jari-jari      =1/2 diameter
                  =1/2.1
                  =0,5 mm
Luas daun =πr2
                  =3,14.(0,5)2
                        =0,785 mm2
Jumlah stomata     = luas daun/ luas stomata
                              =148/0,785
                              =189s stomata






V.  PEMBAHASAN

Praktikum kali ini berjudul “Penguapan Air Melalui Proses Transpirasi” dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses dan kecepatan penguapan air tumbuhan melalui proses transpirasi serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Pada praktikum kali ini praktikan menggunakan 2 tumbuhan yaitu tumbuhan atau ranting Bauhinia sp. serta pacar air (Impatient balsamina). Praktikum dilakukan di dua tempat yang berbeda yaitu di tempat terik (diluar ruangan yang terdapat sinar matahari) serta yang kedua ditempat yang teduh. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kecepatan transpirasi di kedua tempat yang berbeda tersebut.
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi. Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam transpirasi.
Praktikum kali ini dilakukan dengan langkah-langkah sistematis yaitu pertama praktikan memotong tumbuhan pacar air serta Bauhinia sp. di bawah permukaan air. Hal ini dilakukan agar jaringan xilem tidak terisi oleh udara, karena jika jaringan xilem terisi oleh udara maka akan mempengaruhi terjadinya membuka dan menutupnya stomata daun untuk proses respirasi. Terjadinya membuka dan menutupnya daun nantinya juga akan mempengaruhi terjadinya transpirasi pada tumbuhan. Sehingga faktor utama yang ingin diamati terhadap proses transpirasi terganggu yang diakibatkan oleh terisinya xilem oleh udara.
Pada tahap selanjutnya yaitu praktikan menyiapakan tiga set gelas ukur yang telah berisi air 7 ml. Tumbuhan yang telah dipotong dimasukkan ke dalam gelas ukur tesebut dimana satu gelas ukur dibiarkan kosong tanpa tumbuhan sebagai kontrol. Kemudian pada ketiga  gelas ukur tersebut diberi minyak kelapa. Hal ini dilakukan agar air didalam tabung reaksi tidak menguap. Sehingga berkurangnya air hanya dipengaruhi oleh proses trasnspirasi pada tumbuhan yang merupakan faktor utama tujuan praktikum kali ini. Pada saat memasukkan tumbuhan dalam tabung reaksi praktikan melakukan pencatatan waktu dimana dimulai saat 0 menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit serta 30 menit.
Untuk mengetahui pengaruh sinar matahari terhadap kecepatan transpirasi, maka pada praktikum kali ini praktikan meletakkan gelas ukur yang telah berisi tumbuhan pada dua tempat yang berbeda, yaitu pada tempat teduh (dalam ruangan) serta tempat terik (diluar ruangan yang terdapat sinar matahari). Dalam setiap interval waktunya praktikan selalu mencatat perubahan voleme air yang terjadi. Penghitungan volume dilakukan dengan cara membaca volume yang sudah tertera pada gelas ukur berdasarkan tinggi air yang tersisa.
Untuk mengetahui pengaruh besar kecilnya daun terhadap proses transpirasi, maka praktikan melakukan pengukuran luas daun. Pada praktikum ini praktikan melakukan pengukuran luas daun dengan menggunakan metode bantuan kertas milimeter blok (ketas grafik). Dimana daun-daun dijiplak pada ketas grafik, kemudian menghitung luasan daun pada hasil jiplakan yang ada pada kertas grafik tersebut. Penghitung dilakukan dengan cara menghitung kotak- kotak sedang pada milimeter blok yang suda dijiplak. Kotakan tersebut merupakan luas daun dengan satuan milimeter.
Untuk mengatahui jumlah stomata pada daun dilakukan dengan cara menggunakan uteks bening. Kuteks di oleskan pada daun, baik permukaan atas maupun permukaan bawah. Serta ditunggu hingga kuteks kering. Setelah kuteks kering, kuteks dimabil dari daun dengan pinset serta kemudian diletakkan di objek glass untuk dilihat dibawah mikroskop. Penghitungan diameter stomata dilakukan dengan cara, menggser mikroskop ke ujung paling kiri  serta paling kanan hingga  stomata tidak terlihat. Kemudian panjang dari pergeseran ke kiri dan ke kanan dikurangi dalam bentuk harga mutlak (tidak ada nilai negatif) dan hasil penguranagn ini merupakan nilai dari diameter. Sehingga karena untuk menghitung luas stomata dibutuhkan nilai jari-jari maka jari-jari dapat diperoleh dengan cara nilai diamter/ (1/2) setelah ditemukan nilai jari-jari maka untuk menghitung luas stoamatandapat menggunakan rumus luas lingkaran yaitu L=πr2. Jumlah stomata dapat dihitung dengan cara = Luas daun/Luas stomata
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pada tumbuhan Bauhinia sp. memiliki rata- rata kecepatan volume pada keadaan teduh sebesar 0,13 ml/sekon pada kelompok 5 yang menggunakan tumbuhan pacar air serta 0,03 ml/ sekon pada kelompok 6 yang menggunakan tumbuhan Bauhinia sp. sedangkan pada keadaan terik memiliki rata- rata kecepatan volume sebesar 0,2  ml/sekon pada kelompok 5 serta 0,1 ml/ sekon pada kelompok 6. Jika dilihat rata- rata kecepatan volume kedua tumbuhan tersebut pada keadaan terik lebih besar dari pada keadaan teduh. Hal ini dikarenakan rata- rata kecepatan volume pada saat proses transpirasi sangat dipengaruhi oleh membuka dan menutupnya stomata, dimana salah satu faktor yang dapat mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata adalah adanya cahaya matahari. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Salah satu yang mempengaruhi penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun adalah adanya cahaya matahari. Adanya cahaya matahari menyebabkan proses pengangkutan air oleh xilem berlangsung lebih cepat, yang menyebabkan meningkatnya tekanan turgor sel-sel penjaga stomata. Jika pada sel-sel penjaga tekanan turgornya meningkat maka stomata membuka sehingga proses transpirasi berlangsung.
Penghitungan rata-rata kecepatan volume dilakukan dengan cara menjumlahkan semua interval pada setiap waktunga (volume saat 0 menit dikurangi volume saat 5 meint) begitu seterusnya hingga didapatkan 6 interval. Jika 6 interval tersebut dijumlahkan maka kemudian hasilnya di bagi 6 (jumlah interval). Inilah nantinya yang disebut nilai rata-rata kecepatan volume.
Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel menyebabkan sel tersebut mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
Adanya induksi dari sinar matahri untuk membuka stomata menyebabkan potensial air di mesofil daun merunun. Hal ini akan menyebabkan proses pengangkutan air oleh xilem akan dipercepat untuk memenuhi potensial air di daun. Semakin cepat proses pengangkutan air maka akan semakin cepat pula kejenuhan mesofil daun akibat tingginya potensial air. Tingginya kejenuhan air di daun menyebabkan tumbuhan akan mempercepat proses difusi menuruni gradien potensial air. Proses difusi ini dilakukan melaui lubang stomata. Semakin cepat difusi uap air maka semakin cepat pula proses transpirasinya. Sehingga semakin tinggi daya terik matahari maka semakin cepat pula laju transpirasi serta rata-rata kecepatan volume.
Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pada tumbuhan Bauhinia sp., memiliki rata- rata kecepatan volume lebih tinggi dari pada tumbuhan pacar air. Jika dilihat pada keadaan teduh pada tumbuhan Bauhinia sp.  memiliki rata- rata kecepatan volume sebesar 0,13 /ml sekon serta 0,03 ml/ sekon pada  tumbuhan pacar air sedangkan pada sedangkan pada keadaan terik pada tumbuhan Bauhina sp. memiliki rata- rata kecepatan volume sebesar 0,2 ml/sekon sedangkan pada pacar air rata- rata kecepatan volume yaitu 0,1 ml/ sekon. Perbedaan rata- rata kecepatan volume ini dapat terjadi akibat banyak faktor yaitu tumbuhan Bauhinia sp.  memiliki daun yang relatif lebih lebar dari pada tumbuhan pacar air. Daun yang relatif lebar memiliki kemampuan menangkap cahaya yang lebih banyak dari pada daun yang sempit. Adanya kemampuan menangkap cahaya yang relatif banyak menyebakan proses pengankutan air juga semakin cepat akibat adanya pembukaan stomata yang semakin banyak yang di induksi oleh adanya cahaya matahri. Sehingga tumbuhan yang memiliki daun yang relatif lebar juga menyebabkan proses transpirasinya juga akan semakin cepat.
Semakin luasnya bidang penyerapan oleh daun menyebabkan semakin tinggi proses pengangkutan air oleh xilem. Jika pengangkutan air semakin tinggi menyebabkan daun memiliki potensial air positif dimana daun dalam keadaan jenuh air yang menyebabkan tekanan turgor meningkat. Potensial air dalam daun lebih tinggi dari pada di lingkungan. Hal ini menyebabkan terjadinya difusi menuruni gradien konsentrasi. Air akan diuapkan oleh tumbuhan ke lingkungan melalui stomata. Sehingga semakin luas daun semakin cepat proses transpirasi,
Selain faktor lebar sempitnya daun Bauhinia sp.  memiliki laju transpirasi lebih cepat dari pada pacar air akibat tumbuhan Bauhinia sp.   memiliki kandungan stomata yang relatif lebih banyak dari pada tumbuhan pacar air. Semakin banyak stomata maka semakin cepat proses transpirasi. Hal ini dikarenakan jika stomata banyak maka tempat proses difusi uap air juga semakin banyak sehingga proses transpirasinya juga akan semakin cepat. Jika dilihat dari hasil pengamatn jumlah stomata pada permukaan bawah lebih banyak dari pada permukaan atas. Diamana pada tumbuhan Bauihia sp. pada permukaan atas daun jumlah stomata 50 sedangakan pada permukaan bawah daun 448 stomata, demikian juga pada tumbuhan pacar air pada permukaan atar 47 stomata sedangkan pada permukaan bawahnya 189 stomata. Hal ini menunjukkan permukaan bawah daun bawah memiliki laju transpirasi lebih cepat dari pada permukaan daun atas.
Bagian tumbuhan yang sangat berperan terhadap proses transpirasi yaitu stomata Mekanisme membuka menutupnya stomata merupakanperistiwa yang kompleks. Membuka – menutupnya stoma terjadi karena perubahan atau pengaturan turgor sel penutup. Tekanan turgor terbentuk oleh adanya aliran air dari sel-sel sekitarnya. Keluar masuknya air dari dan ke sel penutup pada dasarnya adalah peristiwa osmosis (difusai air melalui membran). Masuknya air air secara osmotik ke sel penutup membuat stoma membuka. Sebaliknya, stoma akan menutup seiring dengan keluarnya air dari sel penutup ke sel-sel sekitarnya. Banyak faktor mempengaruhi aktivitas buka-tutupnya stoma. Kondisi lingkungan tersebut antara lain seperti konsentrasi CO2, suhu, kelembaban udara, intensitas pencahayaan, dan kecepatan angin. Pada umumnya stoma membuka pada siang hari, kecuali tumbuhan gurun. Membukanya stomata pada malam hari untuktumbuhan gurun merupakan bentuk adaptasi fisiologis untuk mengurangi resiko hilangnya air berlebihan.


VI.             Penutup
6.            1 Kesimpulan:
-Transpirasi merupakan satu mekanisme untuk membuang kelebihan air atau air sisa metabolisme. Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan yang bersangkutan, maupun berbagai faktor klimatik lingkungannya.
- Secara internal, transpirasi dikontrol dengan pengaturan konduktivitas stomata, daya hisap daun, dan tekanan akar, laju fotosintesis dan respirasi, besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin tidaknya daun, banyak sedikitnya bulu serta jenis dan umur tanamannya.
- Sedang faktor eksternal yang penting adalah suhu, kelembaban udara, kecepatan angin dan beda potensial air antara tanah – jaringan – atmosfer, radiasi, tekanan udara. Oleh bermacam-macam tenaga penggerak dan daya kohesi, maka dalam tubuh tumbuhan terbentuk aliran air atau benang air yang tak terputus.
- Semakin tinggi penyinaran matahari maka transpirasi semakin cepat karena banyaknya stomata yang terbuka untuk terjadinya proses difusi uap air. Jadi tumbuhan ditempat terik lebih cepat transpirasinya dari pada ditempat teduh.
-Semakin banyak stomata maka transpirasi semakin cepat, hal ini dapat terjadi akibat jika stomata banyak maka tempat difusi lebih banyak yang menyebakan transpirasi juga semakin cepat.
-Semakin lebar daun maka semakin cepat proses transpirasi. Hal ni dikarenkan semakin lebar daun maka semkain banyak bagian daun yang terpapar oleh cahaya matahri, sehingga meningkatkan proses pengangkutan air oleh xilem yang menyebkan kejenuhan pada daun, semakin jenuh daun maka semkin cepat proses transpirasi.



DAFTAR PUSTAKA

Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit PT Gramedia : Jakarta

Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta

Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Prihandarini, Ririen. 2010. Fisioogi Tumbuhan. (http://ririen.widyagama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/FISTUM-UWG-LKP.pdf).
Diakses 1 November 2013.

Suyitno, 2006. Pertukaran Zat dan Proses Hilangnya Air.( http://staff.uny.ac. id/sites /default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/pengayaan-materi-transpirasi-tumbuhan-bagi-siswa-sma-8.pdf)
Diakses 1 November 2013.

Tjitrosomo, S.S. 1990. Botani Umum 2. Penerbit Angkasa : Bandung

1 komentar:

  1. Harrah's Casino & Hotel - Mapyro
    Harrah's Casino & Hotel, a fun place to 여주 출장마사지 stay and play in the beautiful Midwest. Hotel, 태백 출장마사지 Casino & 원주 출장안마 Hotel 익산 출장샵 Near The Venetian. Open 24 문경 출장안마 Hours.

    BalasHapus