I. Judul : Penguapan Air Melalui Proses
Transpirasi
II. Tujuan : Untuk mengetahui proses dan kecepatan
penguapan air tumbuhan melalui proses transpirasi serta faktor-faktor lain yang
mempengaruhinya.
III.
Dasar
teori
Transpirasi
dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna
tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian
besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan
daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi.
Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat
dalam transpirasi. Pada waktu transpirasi, air menguap dari permukaan sel
palisade dan mesofil bunga karang ke dalam ruang antar sel. Dari ruang tersebut
uap air berdifusi melalui stomata ke udara. Air yang hilang dari dinding sel
basah ini diisi air dan protoplas. Persediaan air dari protoplas, pada
gilirannya, biasanya diperoleh dari gerakan air dari sel-sel sekitarnya, dan
akhirnya tulang daun, yang merupakan bagian dari sistem (Loveless, 1991: 97).
A.
Faktor luar yang
mempengaruhi transpirasi adalah :
1. Sinar matahari
Seperti yang
telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap
menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat
transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar
infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian
menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu
menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi .
2. Temperatur
Merupakan
faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada
dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu
udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi
daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula
ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di
dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah
barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung
udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap
tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada
perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke
udara bebas
3. Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari
cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian
itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di
luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan
uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari
konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun.
Kesimpulannya
ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan
transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya
dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut
bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak masuknya molekul uap air tersebut berbanding
dengan konsentrasi uap air udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara
ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian,
seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya
kelembaban udara .
4. Angin
Pada umumnya
angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap
air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada
di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin
mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju
transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk
meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui
penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin
terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju
transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran
uap air.
Dalam udara
yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar
permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan
tidak jenuh, maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara
jenuh tersebut ke udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi
seperti itu transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai
penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena itu,
dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air
untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah
tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah
tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan
daun. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata
mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara
tenang. Namun, pengaruh angin sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi
karena kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap
tertentu dikacaukan oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga
mengurangi laju transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu
meningkatkan transpirasi
5. Keadaan air dalam tanah
Air di dalam
tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman
mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang
ada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air
lewat bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air
melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah
adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi
air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat,
penurunan laju transpirasi akan segera tampak
Laju
transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air
dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang
lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit
air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena
suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun,
sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar
menjadi lebih lambat (Tjitrosomo,
1990:203).
B. Faktor dalam yang mempengaruhi transpirasi adalah:
1.
Penutupan stomata
Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara
relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila
stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula
kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk
mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi
pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan
kelembapan.
2.
Jumlah dan ukuran stomata
Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan
mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada
pembukaan dan penutupan stomata.
3.
Jumlah daun
Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4.
Penggulungan atau pelipatan daun
Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan
pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
5.
Kedalaman dan proliferasi akar
Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat
tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam
meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume
tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum
terjadi pelayuan permanen (Lakitan, 1993:87).
Seperti halnya pada
semua organisme, tumbuhan memiliki atau mengembangkan alat khusus untuk
melakukan pertukaran zat. Alat ini dapat berupa unit organela sel tertentu, sel
tertentu yang mengalami modifikasi, jaringan tertentu yang terspesialisasi
mendukung fungsi pengeluaran zat atau bahkan merupakan organisasi tingkat
organ. Daun merupakan organ paling penting untuk pertukaran gas (Suyitn0,
2006).
C. Mekanisme
transpirasi
Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh
sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga
antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat
menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan
terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata (Dwijoseputro, 1980:156).
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata (Dwijoseputro, 1980:156).
D. Kegunaan dan
kerugian transpirasi
1.
Kegunaan transpirasi
Pada
tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang
membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di
dalam hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang
membahayakan dapat dicegah karena sebagia dari sinar matahari yang memancar itu
digunakan untuk penguapan air. Mempercepat
laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem, membuang kelebihan
air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, mengatur
bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu
daun. pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi
tidak terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih
cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum. Transpirasi jelas merupakan
suatu proses pendinginan, pada siang hari radiasi matahari yang diserap daun
akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu
daun ini dapat dihindari.
2.
Kerugian transpirasi
Transpirasi
dapat membahayakan tanaman jika lengas tanah
terbatas, penyerapanair tidak mampu mengimbangi laju
transpirasi, tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman
menurun. Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi (Loveless,
1991: 100).
E. Stomata
Stomata merupakan alat istimewa pada tumbuhan, yang
merupakan modifikasi beberapa sel epidermis daun, baik epidermis permukaan atas
maupun bawah daun. Struktur stomata sangat bervariasi pada antar tumbuhan,
terutama bila dibandingkan untuk antar tumbuhan yang lingkungan hidupnya cukup
kontras. Melalui stoma tumbuhan menunjukkan kemampuan adaptifnya terhadap
perubahan dan stress dari lingkungannya. Tumbuhan darat banyak mengeluarkan air
melalui stomata, terutama pada siang hari yang terik. Melalui alat yang sama,
tumbuhan juga melepaskan gasgas seperti CO2 dan O2, terutama pada siang hari,
kecuali pada tumbuhan gurun. Sebaliknya, melalui stomata tumbuhan juga menyerap
CO2 dan O2.
Stomata selain merupakan alat pelepasan dan
penyerapan, juga merupakan alat kontrol atau pengatur pertukaran gas agar
terjadi keajegan dinamik cairan dan gas-gas dalam jaringan untuk mempertahankan
aktivitas fisiologinya. Mekanisme pengaturannya dilakukan melalui adaptasi
fisiologis stomata yang mengendalikan membuka-menutupnya stomata. Melalui cara
ini konduktivitas stomata bersifat dinamik – adaptif (Suyitno, 2009).
Transpirasi
dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna
tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian
besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan
daun dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi.
Sebagian besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat
dalam transpirasi (Prihandarini, 2010).
Di sisi lain, transpirasi dapat dipandang sebagai
salah satu mekanisme pelepasan kelebihan panas tubuh tumbuhan, serta mendorong
aliran air tanah masuk ke jaringan untuk mendapatkan berbagai nutrisi yang
dibutuhkan. Transpirasi juga merupakan mekanisme kontrol keseimbangan daan
stabilitas cairan tubuh. Stabilitas cairan tubuh terjaga apabila volum
penyerapan air sebanding dengan volum kebutuhan air untuk mempertahankan
turgiditas jaringan (tekanan hidrostatik) dan air untuk mendukung metabolisme
serta stabilisasi suhu jaringannya. Bila transpirasi berlebihan yang tidak seimbang
dengan aliran air yang masuk, maka jaringan akankehilangan turgiditasnya. Tumbuhanmenjadi
layu atau bahkan mengering dan mati (Prihandarini, 2010).
IV.
Metode
penelitian
4.1 Alat dan Bahan
-Alat
1.
Gunting tanaman
2.
Ember
3.
Gelas ukur 10 ml
4.
Timbangan analitik
5.
Gelas objek
6.
Gelas penutup
7.
Rak tabung
8.
Mikroskop
-Bahan
1.
Batang atau ranting Bauhinia sp.
2.
Tumbuhan pacar air Impatient balsamina
3.
Minyak kelapa
4.
Kuteks bening
5.
Kertas kuarto
6.
Kertas milimeter blok
4.2 Langkah kerja
Memotong batanga tau ranting
tumbuhan Bauhinia sp. Dan Imatient balsamina dibawah permukaan air
|
Memasukkan segera potongan ranting
tumbuhan tersebut kedalam 2 gelas ukur dan satu gelas ukur dibiarkan tanpa
tumbuhan sebagai kontrol.
|
Pada ketiga tabung
reaksu kemudian ditetesi dengan minyak kelapa sampai seluruh permukaan
tertutup, mekasudnya agar air tidak menguap.
|
Meletakkan satu tabung reaksi di
lapangan terbuka dengan terik matahari serta yang lain di ruang teduh
|
Mencatat waktu saat memasukkan daun
ke dalam tabung reaksi
|
Mengisi 3 tabung reaksi dengan air
sebanyak 7 ml
|
Mengoleskan kuteks
bening pada sisi atas dan bawah daun dan menunggu sampai kuteks mengering
|
Mencatat jumlah air yang di uapkan
setiap periode tersebut dan menghitung nilai rata-ratanya.
|
Mengamati dengan
menggunakan mikroskop pada perbesaran 10x40
dan menghitung jumlah stomata / mm2
|
Mengkonversikan
jumlah stomata per satuan mm2 luas daun.
|
Menghitung luas bidang pandang
|
Menarik kuteks
dengan bantuan pinset yang telah mengering secara hati-hati dan
meletakkannnya di atas gelas objek yang diberi air sedikit dan ditutup
dengan cover glass
|
Mengamati perubahan air yang terjadi
0 menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit, serta 30 menit.
|
Mengukur luas daun
yang digunakan dengan bantuan kertas milimeter blok.
|
Hasil Perhitungan Jumlah Stomata
Kelompo 5
-
Daun
yang atas
= tepi daun paling kanan-tepi
daun paling kiri
=33-30
=3 mm
Diketahui diameter 3 mm
maka jari-jari
Jari-jari =1/2 diameter
=1, 5 mm
L = πr2
=3,
14 (1,5)2
=7,
065 mm2
Jumlah
stomata =Luas daun/luas stomata
=352/7,065
=50 stomata
-
Daun bagian bawah
Luas daun= 352 mm2
=tepi daun paling
kanan-tepi daun paling kiri
=30-29
=1 mm
Diketahui diamter =1mm
maka,
Jari-jari =1/2 diameter
=1/2.1
=0,5 mm
Luas daun =πr2
=3,14.(0,5)2
=0,785 mm2
Jumlah stomata = luas daun/ luas stomata
=352/0,785
=448 stomata
Hasil Perhitungan Jumlah Stomata
Kelompo 6
-
Daun
yang atas
= tepi daun paling
kanan-tepi daun paling kiri
=12-10
=2 mm
Diketahui diameter 2 mm
maka jari-jari
Jari-jari =1/2 diameter
=1 mm
L = πr2
=3,
14 (1)2
=3,14
mm2
Jumlah
stomata =Luas daun/luas stomata
=148/3,14
=47 stomata
-
Daun bagian bawah
=tepi daun paling
kanan-tepi daun paling kiri
=31-30
=1 mm
Diketahui diamter =1mm
maka,
Jari-jari =1/2 diameter
=1/2.1
=0,5 mm
Luas daun =πr2
=3,14.(0,5)2
=0,785 mm2
Jumlah stomata = luas daun/ luas stomata
=148/0,785
=189s stomata
V. PEMBAHASAN
Praktikum kali
ini berjudul “Penguapan Air Melalui Proses Transpirasi” dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui proses dan kecepatan penguapan air tumbuhan melalui proses
transpirasi serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Pada praktikum kali
ini praktikan menggunakan 2 tumbuhan yaitu tumbuhan atau ranting Bauhinia sp. serta pacar air (Impatient balsamina). Praktikum
dilakukan di dua tempat yang berbeda yaitu di tempat terik (diluar ruangan yang
terdapat sinar matahari) serta yang kedua ditempat yang teduh. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan kecepatan transpirasi di kedua tempat yang
berbeda tersebut.
Transpirasi
dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman
melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna
tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Sebagian
besar dari air, sekitar 99 persen, yang masuk kedalam tumbuhan meninggalkan daun
dan batang sebagai uap air. Proses tersebut dinamakan transpirasi. Sebagian
besar dari jaringan yang terdapat dalam daun secara langsung terlibat dalam
transpirasi.
Praktikum kali
ini dilakukan dengan langkah-langkah sistematis yaitu pertama praktikan memotong
tumbuhan pacar air serta Bauhinia sp.
di bawah permukaan air. Hal ini dilakukan agar jaringan xilem tidak terisi oleh
udara, karena jika jaringan xilem terisi oleh udara maka akan mempengaruhi
terjadinya membuka dan menutupnya stomata daun untuk proses respirasi.
Terjadinya membuka dan menutupnya daun nantinya juga akan mempengaruhi
terjadinya transpirasi pada tumbuhan. Sehingga faktor utama yang ingin diamati
terhadap proses transpirasi terganggu yang diakibatkan oleh terisinya xilem
oleh udara.
Pada tahap selanjutnya
yaitu praktikan menyiapakan tiga set gelas ukur yang telah berisi air 7 ml.
Tumbuhan yang telah dipotong dimasukkan ke dalam gelas ukur tesebut dimana satu
gelas ukur dibiarkan kosong tanpa tumbuhan sebagai kontrol. Kemudian pada
ketiga gelas ukur tersebut diberi minyak
kelapa. Hal ini dilakukan agar air didalam tabung reaksi tidak menguap.
Sehingga berkurangnya air hanya dipengaruhi oleh proses trasnspirasi pada
tumbuhan yang merupakan faktor utama tujuan praktikum kali ini. Pada saat
memasukkan tumbuhan dalam tabung reaksi praktikan melakukan pencatatan waktu
dimana dimulai saat 0 menit, 5 menit, 10 menit, 15 menit, 20 menit, 25 menit
serta 30 menit.
Untuk mengetahui
pengaruh sinar matahari terhadap kecepatan transpirasi, maka pada praktikum
kali ini praktikan meletakkan gelas ukur yang telah berisi tumbuhan pada dua
tempat yang berbeda, yaitu pada tempat teduh (dalam ruangan) serta tempat terik
(diluar ruangan yang terdapat sinar matahari). Dalam setiap interval waktunya
praktikan selalu mencatat perubahan voleme air yang terjadi. Penghitungan
volume dilakukan dengan cara membaca volume yang sudah tertera pada gelas ukur
berdasarkan tinggi air yang tersisa.
Untuk mengetahui
pengaruh besar kecilnya daun terhadap proses transpirasi, maka praktikan
melakukan pengukuran luas daun. Pada praktikum ini praktikan melakukan
pengukuran luas daun dengan menggunakan metode bantuan kertas milimeter blok
(ketas grafik). Dimana daun-daun dijiplak pada ketas grafik, kemudian
menghitung luasan daun pada hasil jiplakan yang ada pada kertas grafik
tersebut. Penghitung dilakukan dengan cara menghitung kotak- kotak sedang pada
milimeter blok yang suda dijiplak. Kotakan tersebut merupakan luas daun dengan
satuan milimeter.
Untuk mengatahui
jumlah stomata pada daun dilakukan dengan cara menggunakan uteks bening. Kuteks
di oleskan pada daun, baik permukaan atas maupun permukaan bawah. Serta
ditunggu hingga kuteks kering. Setelah kuteks kering, kuteks dimabil dari daun
dengan pinset serta kemudian diletakkan di objek glass untuk dilihat dibawah
mikroskop. Penghitungan diameter stomata dilakukan dengan cara, menggser
mikroskop ke ujung paling kiri serta
paling kanan hingga stomata tidak
terlihat. Kemudian panjang dari pergeseran ke kiri dan ke kanan dikurangi dalam
bentuk harga mutlak (tidak ada nilai negatif) dan hasil penguranagn ini
merupakan nilai dari diameter. Sehingga karena untuk menghitung luas stomata dibutuhkan
nilai jari-jari maka jari-jari dapat diperoleh dengan cara nilai diamter/ (1/2)
setelah ditemukan nilai jari-jari maka untuk menghitung luas stoamatandapat
menggunakan rumus luas lingkaran yaitu L=πr2. Jumlah stomata dapat
dihitung dengan cara = Luas daun/Luas stomata
Dari hasil
pengamatan didapatkan bahwa pada tumbuhan Bauhinia
sp. memiliki rata- rata kecepatan volume pada keadaan teduh sebesar 0,13
ml/sekon pada kelompok 5 yang menggunakan tumbuhan pacar air serta 0,03 ml/
sekon pada kelompok 6 yang menggunakan tumbuhan Bauhinia sp. sedangkan pada keadaan terik memiliki rata- rata
kecepatan volume sebesar 0,2 ml/sekon
pada kelompok 5 serta 0,1 ml/ sekon pada kelompok 6. Jika dilihat rata- rata
kecepatan volume kedua tumbuhan tersebut pada keadaan terik lebih besar dari
pada keadaan teduh. Hal ini dikarenakan rata- rata kecepatan volume pada saat
proses transpirasi sangat dipengaruhi oleh membuka dan menutupnya stomata,
dimana salah satu faktor yang dapat mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata
adalah adanya cahaya matahari. Transpirasi
dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada
dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan
rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Salah satu
yang mempengaruhi penguapan air oleh sel sel
mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun adalah adanya cahaya matahari.
Adanya cahaya matahari menyebabkan proses pengangkutan air oleh xilem
berlangsung lebih cepat, yang menyebabkan meningkatnya tekanan turgor sel-sel
penjaga stomata. Jika pada sel-sel penjaga tekanan turgornya meningkat maka
stomata membuka sehingga proses transpirasi berlangsung.
Penghitungan rata-rata kecepatan
volume dilakukan dengan cara menjumlahkan semua interval pada setiap waktunga
(volume saat 0 menit dikurangi volume saat 5 meint) begitu seterusnya hingga
didapatkan 6 interval. Jika 6 interval tersebut dijumlahkan maka kemudian
hasilnya di bagi 6 (jumlah interval). Inilah nantinya yang disebut nilai
rata-rata kecepatan volume.
Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga
antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang
menguapkan airnya kerongga antar sel menyebabkan sel tersebut mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini
akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya
tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan
seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada
dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak
membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar
sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga
antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan
prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya
transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
Adanya induksi dari sinar matahri
untuk membuka stomata menyebabkan potensial air di mesofil daun merunun. Hal
ini akan menyebabkan proses pengangkutan air oleh xilem akan dipercepat untuk
memenuhi potensial air di daun. Semakin cepat proses pengangkutan air maka akan
semakin cepat pula kejenuhan mesofil daun akibat tingginya potensial air.
Tingginya kejenuhan air di daun menyebabkan tumbuhan akan mempercepat proses
difusi menuruni gradien potensial air. Proses difusi ini dilakukan melaui
lubang stomata. Semakin cepat difusi uap air maka semakin cepat pula proses
transpirasinya. Sehingga semakin tinggi daya terik matahari maka semakin cepat
pula laju transpirasi serta rata-rata kecepatan volume.
Dari hasil pengamatan didapatkan
bahwa pada tumbuhan Bauhinia sp.,
memiliki rata- rata kecepatan volume lebih tinggi dari pada
tumbuhan pacar air. Jika dilihat pada keadaan teduh pada tumbuhan Bauhinia sp. memiliki rata- rata kecepatan volume sebesar 0,13
/ml sekon serta 0,03 ml/ sekon pada
tumbuhan pacar air sedangkan pada sedangkan pada keadaan terik pada
tumbuhan Bauhina sp. memiliki rata-
rata kecepatan volume sebesar 0,2 ml/sekon sedangkan pada pacar air rata- rata
kecepatan volume yaitu 0,1 ml/ sekon. Perbedaan rata- rata kecepatan volume ini
dapat terjadi akibat banyak faktor yaitu tumbuhan Bauhinia sp. memiliki daun
yang relatif lebih lebar dari pada tumbuhan pacar air. Daun yang relatif lebar
memiliki kemampuan menangkap cahaya yang lebih banyak dari pada daun yang
sempit. Adanya kemampuan menangkap cahaya yang relatif banyak menyebakan proses
pengankutan air juga semakin cepat akibat adanya pembukaan stomata yang semakin
banyak yang di induksi oleh adanya cahaya matahri. Sehingga tumbuhan yang
memiliki daun yang relatif lebar juga menyebabkan proses transpirasinya juga
akan semakin cepat.
Semakin luasnya
bidang penyerapan oleh daun menyebabkan semakin tinggi proses pengangkutan air
oleh xilem. Jika pengangkutan air semakin tinggi menyebabkan daun memiliki potensial
air positif dimana daun dalam keadaan jenuh air yang menyebabkan tekanan turgor
meningkat. Potensial air dalam daun lebih tinggi dari pada di lingkungan. Hal
ini menyebabkan terjadinya difusi menuruni gradien konsentrasi. Air akan
diuapkan oleh tumbuhan ke lingkungan melalui stomata. Sehingga semakin luas
daun semakin cepat proses transpirasi,
Selain faktor
lebar sempitnya daun Bauhinia
sp. memiliki laju transpirasi lebih
cepat dari pada pacar air akibat tumbuhan Bauhinia
sp. memiliki kandungan stomata yang
relatif lebih banyak dari pada tumbuhan pacar air. Semakin banyak stomata maka
semakin cepat proses transpirasi. Hal ini dikarenakan jika stomata banyak maka tempat
proses difusi uap air juga semakin banyak sehingga proses transpirasinya juga
akan semakin cepat. Jika dilihat dari hasil pengamatn jumlah stomata pada
permukaan bawah lebih banyak dari pada permukaan atas. Diamana pada tumbuhan Bauihia sp. pada permukaan atas daun
jumlah stomata 50 sedangakan pada permukaan bawah daun 448 stomata, demikian
juga pada tumbuhan pacar air pada permukaan atar 47 stomata sedangkan pada
permukaan bawahnya 189 stomata. Hal ini menunjukkan permukaan bawah daun bawah
memiliki laju transpirasi lebih cepat dari pada permukaan daun atas.
Bagian tumbuhan
yang sangat berperan terhadap proses transpirasi yaitu stomata Mekanisme
membuka menutupnya stomata merupakanperistiwa yang kompleks. Membuka –
menutupnya stoma terjadi karena perubahan atau pengaturan turgor sel penutup.
Tekanan turgor terbentuk oleh adanya aliran air dari sel-sel sekitarnya. Keluar
masuknya air dari dan ke sel penutup pada dasarnya adalah peristiwa osmosis
(difusai air melalui membran). Masuknya air air secara osmotik ke sel penutup
membuat stoma membuka. Sebaliknya, stoma akan menutup seiring dengan keluarnya
air dari sel penutup ke sel-sel sekitarnya. Banyak faktor mempengaruhi
aktivitas buka-tutupnya stoma. Kondisi lingkungan tersebut antara lain seperti
konsentrasi CO2, suhu, kelembaban udara, intensitas pencahayaan, dan kecepatan
angin. Pada umumnya stoma membuka pada siang hari, kecuali tumbuhan gurun.
Membukanya stomata pada malam hari untuktumbuhan gurun merupakan bentuk
adaptasi fisiologis untuk mengurangi resiko hilangnya air berlebihan.
VI.
Penutup
6.
1
Kesimpulan:
-Transpirasi
merupakan satu mekanisme untuk membuang kelebihan air atau air sisa metabolisme.
Laju transpirasi dipengaruhi oleh faktor internal tumbuhan yang bersangkutan,
maupun berbagai faktor klimatik lingkungannya.
-
Secara internal, transpirasi dikontrol dengan pengaturan konduktivitas stomata,
daya hisap daun, dan tekanan akar, laju fotosintesis dan respirasi, besar
kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin tidaknya daun, banyak
sedikitnya bulu serta jenis dan umur tanamannya.
-
Sedang faktor eksternal yang penting adalah suhu, kelembaban udara, kecepatan
angin dan beda potensial air antara tanah – jaringan – atmosfer, radiasi,
tekanan udara. Oleh bermacam-macam tenaga penggerak dan daya kohesi, maka dalam
tubuh tumbuhan terbentuk aliran air atau benang air yang tak terputus.
-
Semakin tinggi penyinaran matahari maka transpirasi semakin cepat karena
banyaknya stomata yang terbuka untuk terjadinya proses difusi uap air. Jadi
tumbuhan ditempat terik lebih cepat transpirasinya dari pada ditempat teduh.
-Semakin
banyak stomata maka transpirasi semakin cepat, hal ini dapat terjadi akibat
jika stomata banyak maka tempat difusi lebih banyak yang menyebakan transpirasi
juga semakin cepat.
-Semakin
lebar daun maka semakin cepat proses transpirasi. Hal ni dikarenkan semakin
lebar daun maka semkain banyak bagian daun yang terpapar oleh cahaya matahri,
sehingga meningkatkan proses pengangkutan air oleh xilem yang menyebkan
kejenuhan pada daun, semakin jenuh daun maka semkin cepat proses transpirasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Dwijoseputro,
D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Penerbit
PT Gramedia : Jakarta
Lakitan,
B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.
PT Raja Grafindo Persada : Jakarta
Loveless,
A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi
Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta
Prihandarini,
Ririen. 2010. Fisioogi Tumbuhan. (http://ririen.widyagama.ac.id/wp-content/uploads/2012/03/FISTUM-UWG-LKP.pdf).
Diakses
1 November 2013.
Suyitno,
2006. Pertukaran Zat dan Proses Hilangnya
Air.( http://staff.uny.ac. id/sites
/default/files/pengabdian/suyitno-aloysius-drs-ms/pengayaan-materi-transpirasi-tumbuhan-bagi-siswa-sma-8.pdf)
Diakses
1 November 2013.
Tjitrosomo,
S.S. 1990. Botani Umum 2. Penerbit
Angkasa : Bandung
Harrah's Casino & Hotel - Mapyro
BalasHapusHarrah's Casino & Hotel, a fun place to 여주 출장마사지 stay and play in the beautiful Midwest. Hotel, 태백 출장마사지 Casino & 원주 출장안마 Hotel 익산 출장샵 Near The Venetian. Open 24 문경 출장안마 Hours.